Beranda | Artikel
Khutbah Jumat Singkat Tentang Lapang Dada
Jumat, 4 September 2020

Khutbah Jumat Singkat Tentang Lapang Dada ini merupakan rekaman khutbah Jum’at yang disampaikan oleh Ustadz Abu Yahya Badrusalam, Lc. di Masjid Al-Barkah, Komplek Rodja, Kp. Tengah, Cileungsi, Bogor, pada Jum’at, 16 Al-Muharram 1442 H / 4 September 2020 M.

Khutbah Pertama – Khutbah Jumat Singkat Tentang Lapang Dada

إنَّ الـحَمْدَ لِلّهِ نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، أَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُه
قال الله تعالى فى كتابه الكريم، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
وقال تعالى، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا
يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
أَمَّا بَعْدُ، فإِنَّ أَصَدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ، وَأَحْسَنَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَشَرَّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ، وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلالَةٌ ، وَكُلَّ ضَلالَةٍ فِي النَّارِ

Ummatal Islam,

Diantara nikmat yang besar yang Allah berikan kepada seorang hamba adalah lapangnya dada. Maka dari itu Allah Subhanahu wa Ta’ala ketika mengingatkan nikmat kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, yang pertama kali Allah sebutkan adalah kelapangan dada. Allah berfirman:

أَلَمْ نَشْرَحْ لَكَ صَدْرَكَ ﴿١﴾

Bukankah Kami telah melapangkan dadamu?” (QS. Al-Insyirah[94]: 1)

Di sini Allah mengingatkan nikmat yang besar kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam akan nikmatNya berupa kelapangan dada.

Hati yang lapang adalah hati yang penuh dengan kesabaran, hati yang lapang adalah hati yang hati yang pemaaf, hati yang lapang adalah hati yang dermawan, hati yang lapang adalah hati yang senantiasa tegar dan kuat di atas kebenaran, hati yang lapang adalah hati yang bahagia, dia tidak pernah berkeluh kesah. Hati yang lapang itu adalah hati yang penuh dengan ketentraman, tidak disertai dengan kekacauan hati ataupun kegalauan.

Ketika seseorang hatinya sempit, maka kesabarannya pun pendek. Ketika seseorang hatinya sempit, maka kedermawanannya pun sempit dan akhirnya dia pun menjadi pelit. Ketika seseorang hatinya sempit, maka pada waktu itu sulit untuk memaafkan orang lain. Ketika hati seseorang sempit, maka ia pun tidak bisa istiqamah di atas kebenaran.

Maka betapa agungnya dan betapa besarnya nikmat kelapangan hati. Maka Allah mengingatkan kepada RasulNya tentang nikmat yang besar ini:

أَلَمْ نَشْرَحْ لَكَ صَدْرَكَ ﴿١﴾

Bukankah Kami telah melapangkan dadamu?” (QS. Al-Insyirah[94]: 1)

Maka saudaraku..

Kelapangan dada atau kelapangan hati tidak mungkin bisa kita raih kecuali dengan mentauhidkan Allah Jalla wa ‘Ala. Ketika seorang hamba mentauhidkan Allah dan menjadi hamba yang senantiasa menyerahkan urusan kepada Allah, yang senantiasa ia mencintai Allah, yang senantiasa ia mengharapkan karunia dan pahala dari Allah, keridhaan yang senantiasa ia inginkan dari Allah Jalla wa ‘Ala. Maka pada waktu itulah hatinya akan lapang. Oleh karena itu Allah menutup surat tersebut dengan firmanNya:

فَإِذَا فَرَغْتَ فَانصَبْ ﴿٧﴾ وَإِلَىٰ رَبِّكَ فَارْغَب ﴿٨﴾

Apabila kamu telah selesai, maka berdirilah. Dan kepada Rabbmu hendaklah kamu berharap.” (QS. Al-Insyirah[94]: 7-8)

Karena hati ketika senantiasa berharap kepada Allah, hatinya akan lapang. Ketika sakit ia berharap ridha Allah, maka muncullah kesabaran. Ketika pelit, ia berharap kepada Allah, maka munculnya kedermawanan. Ketika hati sulit untuk memaafkan orang lain lalu ia berharap ampunan Allah dan keridhaanNya, maka muncullah jiwa pemaaf. Dan tidak mungkin itu bisa kecuali dengan mentauhidkan Allah Jalla wa ‘Ala.

Semakin seseorang tauhidnya kuat, semakin ia cinta kepada Allah, semakin ia beribadah hanya kepada Allah dan mengharapkan pahala Allah saja, tidak mengharapkan pujian manusia, tidak pula kehidupan dunia, maka saat itu hatinya semakin lapang, dadanya semakin lapang saudaraku.

Maka sungguh saudaraku, tidak ada nikmat yang besar kecuali nikmat tauhid. Karena tauhid itu melapangkan dada dan melapangkan hati seorang hamba.

Demikian pula dzikrullah. Seseorang yang banyak berzikir kepada Allah hatinya akan tentram. Dan ketentraman hati itu menimbulkan kelapangan dada. Allah berfirman:

أَلَا بِذِكْرِ اللَّـهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ ﴿٢٨﴾

“Ketahuilah dengan berdzikir kepada Allah, maka hati itu akan menjadi tentram.” (QS. Ar-Ra’d[13]: 28)

Demikian pula sedekah. Sedekah membuat hati kita gembira. Tidakkah kita merasakan ketika kita bisa membantu orang lain, pasti hati kita akan merasakan kegembiraan. Kegembiraan itu pengaruh daripada lapangnya dada kita.

Maka ketika kita bersedekah, membantu orang-orang yang sausah, maka saat itulah dada kita pun menjadi lapang. Betapa banyaknya sebab-sebab kelapangan dada. Terutama adalah ketaatan kepada Allah Jalla wa ‘Ala. Maka raihlah, saudaraku. Upayakanlah kelapangan dada itu dengan cara taqarrub kepada Allah, mendekatkan diri kepada Allah Jalla wa ‘Ala.

أقول قولي هذا واستغفر الله لي ولكم

Khutbah kedua – Khutbah Jumat Singkat Tentang Lapang Dada

الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله، نبينا محمد و آله وصحبه ومن والاه، أشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، وأشهد أنَّ محمّداً عبده ورسولهُ

Ummatal Islam,

Demikian pula mengharapkan kehidupan akhirat, dimana seseorang hanya mengharapkan di hatinya kehidupan akhirat. Ini akan menimbulkan kelapangan dada bahkan kekayaan hati. Sebagaimana Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

مَنْ كَانَ هَمُّهُ الْآخِرَةَ

“Siapa yang keinginan terbesarnya adalah kehidupan akhirat saja.”

جَمَعَ اللَّهُ لَهُ أَمْرَهُ

“Allah akan kokohkan urusannya.”

وَجَعَلَ غِنَاهُ فِي قَلْبِهِ

“Dan Allah akan jadikan hatinya kaya, penuh dengan qanaah.”

وَأَتَتْهُ الدُّنْيَا وَهِيَ رَاغِمَةٌ

“Dan dunia pun akan mendatanginya dalam keadaan hina.” (HR. Tirmidzi)

Lihat juga: Khutbah Jumat – Orang Yang Menginginkan Kebahagiaan Akhirat dan Kebahagiaan Dunia

Demikian orang yang senantiasa mengharapkan kehidupan akhirat, ia akan mudah menaati Allah, ia akan mudah menjalani sunnah Rasulullah dan menjadikan Rasulullah sebagai suri tauladan hidupnya. Allah berfirman:

لَّقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّـهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَن كَانَ يَرْجُو اللَّـهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ

Sungguh telah ada pada diri Rasulullah suri tauladan yang baik.” Bagi siapa? Yaitu, “Bagi orang yang mengharapkan Allah dan kehidupan akhirat.” (QS. Al-Ahzab[33]: 21)

Sebaliknya, orang yang hatinya sangat mengharapkan dan menginginkan dunia, hatinya kan sempit, ia tidak akan sabar diatas ketaatan, ia pun tidak akan sabar terhadap musibah-musibah dunia, karena yang dia harapkan terbesar di hatinya adalah kehidupan dunia. Sehingga hatinya menjadi lemah. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

مَنْ كَانَتِ الدُّنيا همَّهُ جعلَ اللَّهُ فقرَهُ بينَ عينيهِ وفرَّقَ عليهِ شملَهُ

“Siapa yang keinginan terbesarnya adalah dunia, Allah akan cerai beraikan urusannya.”

Sehingga ia tidak punya kesabaran, ia tidak punya ketabahan, sehingga putus asa itu sangat mudah sekali menimpa dirinya. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menyebutkan demikian dalam hadits tersebut.

فرَّقَ عليهِ شملَهُ

“Allah akan cerai beraikan urusannya”

Allah akan jadikan kefakiran itu di pelupuk matanya dan dunia pun tidak akan mendatanginya kecuali yang dituliskan saja untuknya.

Maka saudaraku, betapa pentingnya kita mendapatkan hati yang lapang, dada yang lapang. Itulah yang Allah ingatkan kepada RasulNya:

أَلَمْ نَشْرَحْ لَكَ صَدْرَكَ ﴿١﴾

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ

  اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالمسْلِمَاتِ وَالمؤْمِنِيْنَ وَالمؤْمِنَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ، فَيَا قَاضِيَ الحَاجَات

اللهم تقبل أعمالنا يا رب العالمين، اللهم وتب علينا إنك أنت التواب الرحيم، اللهم اصلح ولاة أمورنا يا رب العالمين، واجعلنا من التوابين واجعلنا من المتطهرين

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

عباد الله:

إِنَّ اللَّـهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَىٰ وَيَنْهَىٰ عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ ۚ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ
فَاذْكُرُوا الله العَظِيْمَ يَذْكُرْكُم، وَاشْكُرُوهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُم، ولذِكرُ الله أكبَر.

Download mp3 Khutbah Jumat

Lihat juga: Khutbah Jumat Singkat Tentang Menjaga Amal

Jangan lupa untuk ikut membagikan link download “Khutbah Jumat Singkat Tentang Lapang Dada” ini kepada saudara Muslimin kita baik itu melalui Facebook, Twitter, atau yang lainnya. Semoga menjadi pembukan pintu kebaikan bagi kita semua.


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/48984-khutbah-jumat-singkat-tentang-lapang-dada/